Metode pengembangan sistem merupakan metode yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi, yaitu suatu proses standar yang diikuti untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi. Daur hidup dari pengembangan sistem ini disebut dengan daur hidup pengembangan sistem (SDLC = System Development Life Cycle).
Dalam pengembangan sistem multimedia pembelajaran IPA standar kompetensi sistem saraf dan alat indera manusia (study kasus pada kelas IX di MTs Riyadush Sholihin Purwareja Klampok), penulis menggunakan model Waterfall. Alasan penulis menggunakan metode pengembangan sistem model Waterfall yaitu salah satu faktor keberhasilan dengan model tersebut adalah proses pembuatan multimedia pembelajaran secara terstruktur dan berurutan dimulai tahap penentuan tujuan sampai dengan tahap penempatan dan pemeliharaan.
Kelebihan Model Waterfall dibandingkan dengan model pengembangan sistem yang lainnya yaitu:
1.    Merupakan model pengembangan terstruktur.
2.    Setiap fase dapat diimplementasikan dengan dokumentasi yang detail dari fase sebelumnya.
3.    Aktivitas pengujian dapat dimulai di awal proyek, sehingga mengurangi waktu proyek. 
Secara operasional langkah-langkah diatas dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:


Gambar Struktur Model Waterfall
1.        Analisis
Analisis adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui. Kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis beberapa masalah pembelajaran di MTs Riyadush Sholihin, yaitu siswa kurang memahami materi yang disampaikan dengan menggunakan metode konvensional, siswa hanya mampu membayangkan kejadian atau proses dari materi yang disampaikan dan siswa mempunyai kejenuhan pada metode pembelajaran konvensional.
Selain itu, menganalisis beberapa peluang yang ada diantaranya adalah tersedianya beberapa komputer sebagai sarana penunjang multimedia dan karakteristik guru pengampu dan para siswa yang terbilang cerdas, sehingga dapat dengan mudah menggunakan multimedia dalam penerapannya.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses analisis adalah :
a.    Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi (mengenal) masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah (problem) dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari sistem tidak dapat dicapai. Oleh karena itu pada tahap analisis sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi terlebih dahulu masalah-masalah yang terjadi.
Identifikasi masalah dilakukan dengan tahapan :
1) Mengidentifikasi Penyebab Masalah
2) Mengidentifikasi Titik Keputusan
3) Mengidentifikasi Personil-Personil Kunci
b.    Analisis Sistem
Analisis sistem (systems analysis) dapat di identifikasikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya (Jogianto. HM, 1999). Analisis sistem dilakukan dengan tahapan :
1)        Menganalisa Kelemahan Sistem
Kelemahan dan permasalahan sistem yang dinilai berdasarkan:
a)        Flexibility (keluwesan sistem)
b)        Accessibility (kemudahan akses)
c)        Capasity (kapasitas dari sistem)
d)        Timeliness (ketepatan waktu menghasilkan informasi)
e)        Security (keamanan dari sistem)
f)         Simplicity (kemudahan sistem digunakan)
g)        Economy (nilai ekonomi dari sistem)
h)        Relevance (sesuai kebutuhan)
i)          Efficiency (efisiensi dari sistem)
j)         Reliability (keandalan dari sistem)
k)        Accuracy (ketepatan nilai dari informasi
2)        Menganalisa Kebutuhan Sistem
Analisa kebutuhan sistem dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan ketika sistem yang baru diimplementasikan. Menganalisa kebutuhan sistem meliputi :
a)        Kebutuhan Hardware.
b)        Kebutuhan Software.
c)        Kebutuhan Brainware.
c.    Study Kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Study Kelayakan yang dilakukan terdiri dari :
1)        Kelayakan Operasional
Kelayakan Operasional dinilai dengan menggunakan kerangka kerja PIECES yang bertujuan untuk mengukur sistem yang akan dikembangkan. erangka PIECES meliputi :
a)        Performance (kinerja)
Performance atau kinerja adalah perilaku atau kinerja di setiap kegiatan atau aktifitas di dalam sistem. Analisis kinerja dimaksudkan untuk mendatangkan peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time.
Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
b)         Information (informasi)
Peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.
c)        Economy (ekonomis)
Peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
d)        Control (pengendalian)
Peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang dan akan terjadi.
e)        Effiency (efisien)
Peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, namun efisiensi berhubungan dengan sumber daya yang digunakan dan pemborosan yang paling minimum. Efisiensi dapat diukur dari output dibagi dengan input-nya.
f)         Services (pelayanan)
Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.
2)        Kelayakan Teknis
Kelayakan Teknis berkaitan dengan teknologi yang akan diterapkan pada sistem yang dikembangkan. Secara teknis, sistem dinilai layak dengan syarat berikut :
a)        Sistem yang diajukan cukup praktis karena teknologi yang tersedia cukup untuk diaplikasikan pada sistem informasi yang baru.
b)        Teknologi yang diperlukan tersedia di pasaran dan memenuhi kapasitas yang diperlukan.
c)        Pakar teknis yang dibutuhkan untuk mengoperasikan teknologi tersebut secara tepat telah dimiliki.
3)        Kelayakan Jadwal
Kelayakan jadwal digunakan untuk menentukan bahwa pengembangan sistem dapat dilakukan dalam batas waktu yang telah ditetapkan.
2.        Desain
Desain adalah kegiatan untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Laporan hasil desain meliputi :
a.    Storyboard
Storyboard adalah uraian yang berisi visual atau gambaran dan audio atau suara yang memberi penjelasan dari masing-masing alur dalam sistem yang dibuat.
b.    Desain Layout
Desain layout merupakan desain yang akan ditampilkan di layar.
3.        Coding
Proses coding dilakukan dengan mentransformasikan desain ke dalam script yang terdapat pada software (perangkat lunak) Macromedia Flash Professional 8.
4.        Testing
Menggunakan sistem untuk mengungkap kesalahan dalam program atau kelemahan dalam rancangan. Melakukan percobaan dari software (perangkat lunak) atau aplikasi yang telah dibuat dan memperbaiki apabila masih terdapat kesalahan.
5.        Implementasi
Implementasi merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Tahap implementasi adalah tahap dimana semua elemen dan aktivitas sistem disatukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.    Menyiapkan Fasilitas Fisik
Fasilitas fisik yang disiapkan antara lain seperangkat komputer, termasuk keamanan fisik untuk menjaga berlangsungnya peralatan dalam jangka waktu yang lama.
b.    Menyiapkan Personil
Menyiapkan Personil dengan memberikan pelatihan secara prosedural maupun tutorial mengenai sistem informasi sesuai fungsi tugasnya. Tujuannya adalah agar para personil mengerti dan menguasai operasi sistem dan cara kerja sistem serta apa saja yang diperoleh dari sistem. Pemilihan personil dilakukan melalui 2 sumber, yaitu dari personil yang telah ada dalam organisasi atau personil baru yang berasal dari luar organisasi.
c.    Melakukan Simulasi
Kegiatan simulasi berupa pengetesan sistem secara nyata yang melibatkan personil yang sesungguhnya. Langkah ini dapat disebut sebagai langkah pengetesan awal.
d.    Konversi Sistem
Konversi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama. Apabila sistem yang baru dianggap telah dapat beroperasi dengan baik, maka penerapan sistem akan dilanjutkan pada bagian yang lain. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk :
1)   Menghindari resiko kegagalan hanya pada bagian tertentu
2)   Memperbaiki kesalahan yang terjadi dengan segera bila ditemukan kesalahan dan untuk menghindari kesalahan yang terjadi di bagian yang lain.
e.    Evaluasi Sistem
Evaluasi sistem dilakukan setelah sistem yang baru diimplementasikan. Kegiatan dilakukan dengan mengadakan pengetesan penerimaan sistem (systems acceptance test). Jika hasil dari pengetesan sistem dapat diterima atau disetujui, maka sistem dapat diserahkan kepada user (pengguna). Namun jika sistem masih perlu diperbaiki kembali, maka sistem diperbaiki terlebih dahulu sebelum akhirnya diserahkan.
6.        Pemeliharan

Segala yang telah dibuat seorang membutuhkan pemeliharaan atau perawatan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan pada sistem, selain itu informasi dapat disajikan secara berkala dan dapat selalu diperbaharui isinya.


1 komentar:

 
Top
Blogger Template