Metode Pengembangan Sistem yang digunakan adalah model waterfall (Jogiyanto, 2001).



Gambar  Metode waterfall
Metode ini bisa disebut juga dengan clasic life cycle. Metode ini membutuhkan pendekatan sistematis dan sekuensial dalam pengembangan perangkat lunak , dimulai dari tingkat sistem dan kemajuan mulai analisis, pengkodean, pengetesan dan pemeliharaan.
1.      Kelebihan metode waterfall.
       Metode ini masih lebih baik digunakan walaupun sudah tergolong “klasik”. Selain itu, metode ini juga masih masuk akal jika kebutuhan sudah diketahui dengan baik.
2.      Kekurangan metode waterfall.
a.       Pada kenyataannya, jarang mengikuti urutan sekuensial seperti pada teori, iterasi sering terjadi menyebabkan masalah baru.
b.      Sulit bagi pelanggan untuk menentukan semua kebutuhan secara eksplisit.
c.       Pelanggan harus sabar, karena pembuatan perangkat lunak akan dimulai ketika tahap desain sudah selesai. Sedangkan pada tahap sebelum desain bisa memakan waktu yang lama.
d.      Kesalahan di awal tahap berakibat sangat fatal pada tahap berikutnya.
3.      Aktivitas dalam metode waterfall.
a.       Analisis (Analysis).
       Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan ke perangkat lunak. Harus dapat dibentuk domain informasi, fungsi yang dibutuhkan, performansi dan antarmuka.
1)      Metode Periode Pengembalian (Payback Period)
       Metode ini memiliki proyek investasi dengan dasar lamanya investasi tersebut dapat tertutup dengan aliran kas masuk. Metode ini tidak memasukan faktor bunga kedalam perhitungannya.
       Payback period dalam suatu proyek dapat dihitung dengan suatu rumus (Suyanto, 2004) :
 Payback period = Initial Investment  x 1 Tahun
                                                                  Cash Flow

2)      Metode pengembalian investasi (Return Of Investment/ROI)
       Metode pengembalian investasi digunakan untuk mengukur presentase manfaat yang dihasilkan oleh proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya. ROI dalam suatu proyek dapat dihitung dengan suatu rumus (Suyanto, 2004)  :
ROI = Total manfaat – Total biaya  x 100%
                                                        Total Biaya
3)      Analisis Net Presenst Value (NPV)
Rumus Untuk menghitung  analisis NPV adalah sebagai berikut (Suyanto, 2004) :
NVP = - Nilai Proyek + Proceed 1 + Proceed 2 + ..... + Proceed n
                      (1 + I %) 1      (1 + I %) 2              (1 + I %) n
 Keterangan :
NVP    = Net Present Value
I           = Tingkat Bunga Diskonto Perhitungkan
n          = Umur Proyek
4)        Analisis PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Efficeincy, Service)
Penggunaan metode yang digunakan dalam pelaksanaan analisis sistem adalah dengan menggunakan metode PIECES (Wahono, 2006) yaitu : Performance, Information, Economy, Control, Efficeincy, Service. Metode ini digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan sistem baru yang layak atau tidak, karena 6 aspek ini harus mengalami peningkatan ukuran yang lebih baik dari pada sistem yang lama.
a.       Performance (Kinerja)
Analisis kinerja yaitu peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan respon time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan pada saat tertentu, sedangkan respon time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantar dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu respon untuk menggapai pekerjaan tersebut.
b.      Information (Informasi)
Kemampuan sistem informasi yang baik dalam sebuah organisasi akan menghasilkan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu. Informasi yang diperolah, bias dari output, input, dan penyimpanan data atau informasi itu sediri.
       Output yang dihasilkan sistem selama ini keakuratanya masih membutuhkan kinerja yang tinggi karena manusia tidak luput dari kesalahan dan membutuhkan waktu yang lama. Pemasukan data tidak dapat diproses dengan cepat dan bertumpuk-tumpuk, sedangkan untuk penyimpanan data juga belum aman karena masih banyak yang menggunakan lebar-lembar kertas.
c.       Economy (Ekonomi)
Analisis ekonomi yaitu yang menekankan pada peningkatan manfaat-manfaat yang berupa keuntungan ataupun  penurunan biaya yang terjadi
d.      Control (Pengendalian)
Analisis pengendalian yaitu analisis yang mendekatkan pada peningkatan sistem terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang akan terjadi.
e.       Efficiency (Efisiensi)
Analisis efisiensi yaitu analisis yang menekankan pada efisiensi oprasi.
f.        Service (Pelayanan)
Analisis pelayanan yaitu analisis yang menekankan  pada pelayanan yang diberikan oleh sistem. Pada sistem pelayanan pasien yang akan dibangun, peningkatan kecepatan dalam perekapan, pengolahan, dan pembuatan laporan merupakan tujuan utamanya.
b.      Rekayasa dan Pemodelan Sistem/Informasi (System/Information Engeneering And Modeling).
       Karena perangkat lunak adalah bagian dari sistem yang lebih besar, pekerjaan dimulai dari pembentukan kebutuhan-kebutuhan  dari semua elemen sistem dan mengalokasikan suatu subset kedalam pembentukan perangkat lunak. Hal ini penting, ketika perangkat lunak harus berkomunikasi dengan hardware, orang dan basis data. Rekayasa dan permodelan sistem menekankan pada pengumpulan kebutuhan pada level sistem dengan sedikit perancangan dan analisis.
c.       Desain (Design).
       Proses disain mengubah kebutuhan-kebutuhan menjadi bentuk karakteristik yang dapat dimengerti perangkat lunak sebelum dimaulai penulisan program. Desain ini harus di dokumentasikan dengan baik den menjadi bagian konfigurasi perangkat lunak. Proses ini meliputi : Pembuatan flowchart, Data Flow Diagram (DFD) dan Normalisasi Data.
d.      Penulisan Program (Coding).
       Desain tadi harus diubah menjadi bentuk yang dapat dimengerti mesin (komputer). Maka dilakukan langkah penulisan program. Jika desain-nya detail, maka coding dapat dicapai secara mekanis. Perangkat lunak  yang digunakan dalam proses penulisan program ini adalah Visual Basic6.0, SQL Server 2000 dan Crystal report 8.5.
e.       Pengetesan (Testing).
       Setelah kode program dibuat dan program dapat berjalan, testing dapat dimulai testing dapat difokuskan pada logika internal dari perangkat lunak, fungsi eksternal, mencari segala kemungkinan kesalahan, dan memerikasa apakah sesuai dengan hasil yang diinginkan.
Dalam hal ini ada dua macam pendekatan pengujian yaitu:
1)      White Box
       Uji coba white box adalah metode yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk mendapatkan test case. Dengan rnenggunakan metode white box, analis sistem akan dapat memperoleh test case yang :
a)        Menjamin seluruh independent path di dalam modul yang dikerjakan sekurang-kurangnya sekali.
b)        Mengerjakan seluruh keputusan logika.
c)        Mengerjakan seluruh loop yang sesuai dengan batasannya.
d)        Mengerjakan seluruh struktur data internal yang menjamin validitas.
2)      Black Box
       Dimana Pengujian ini memungkinkan analis sistem memperoleh kumpulan kondisi input yang akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional program.
       Tujuan metode Black Box ini yaitu mencari kesalaman pada: Fungsi yg salah atau hilang, Kesalahan pada interface, Kesalahan pada struktur data atau akses database, Kesalahan performa, Kesalahan inisialisasi dan tujuan akhir. Metode ini tidak terfokus pada struktur kontrol seperti pengujian white box tetapi pada domain informasi.
f.        Implementasi
Meliputi beberapa kegiatan antara lain:
1)      Pemilihan dan pelatihan personil.
2)      Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak.
3)      Konversi sistem,
       Konversi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoprasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama. Konversi sistem menggunakan pendekatan konversi bertahap (Phase In Convertion) yaitu konversi dilakukan dengan menggantikan suatu bagian dari sistem yang lama dengan sistem baru. Jika terjadi sesuatu, bagian yang baru tersebut akan diganti kembali dengan yang lama. Jika tidak terjadi masalah, modul-modul baru akan dipasang lagi untuk menggantikan modul-modul lama yang lain. Dengan pendekatan seperti ini akhirnya semua sistem lama akan tergantikan oleh sistem baru.
g.      Support/Maintenance.
       Perangkat lunak harus diberikan kepada user, mungkin ditemui error ketika dijalankan dilingkungan user, atau mungkin user meminta penambahan fungsi. Pemeliharaan ini dapat dilakukan dengan cara backup data secara berkala dan pengembangan sistem sesuai dengan kebutuhan.

Daftar Pustaka

 Jogiyanto. 2001. Analisis dan perancangan system. Andi Offset. Yogyakarta

Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top
Blogger Template