Metode ”Model Sekuensial Linier” atau ”Siklus Kehidupan Klasik” atau ”Model Air Terjun” atau ”Waterfall.” Sekuensial linier mengusulkan sebuah pendekatan kepada pengembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, testing, dan maintenance. Model sekuensial linier melingkupi aktivitas-aktivitas berikut:

 


                                                     Gambar  Model Waterfall
 Keterangan gambar  dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.    Analisis
Analisis adalah kajian yang dilaksanakan dalam sebuah penelitian guna meneliti struktur penelitian tersebut secara mendalam.
2.    Desain
Desain adalah seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapain kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “Desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “Desain” memiliki arti proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru. Sebagai kata benda, “Desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir darisebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.
3.    Kode (Coding)
Kode adalah symbol yang terdiri dari huruf, angka, tanda baca, serta lambang lainnya.
4.    Testing
Testing adalah setelah suatu program selesai dibuat maka tahap berikutnya adalah uji coba terhadap program tersebut.
5.    Perawatan
Perawatan setelah suatu program selesai, program tersebut mengalami kerusakan atau up date.


Keuntungan menggunakan teknik waterfall:
1.    Prosesnya mudah dipahami dan jelas
2.    Mudah dalam pengelolaan proyek, dokumen dihasilkan setiap akhir fase dan sebuah fase dijalankan setelah fase sebelumnya selesai (teratur)
3.    Struktur sistem jelas
4.    Jadwal menjadi lebih menentu
5.    Kondisi tepat SDLC Waterfall antara lain kebutuhan konsumen telah sangat dipahami dan kemungkinan terjadinya perubahan kebutuhan user kecil
Kelemahan menggunakan teknik waterfall:
1.    Proyek dunia nyata jarang mengikuti alur proses
2.    Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap di awal, tapi jarang klien bisa memberikan kebutuhan secara lengkap di awal
3.    Sifatnya kaku, sehingga susah melakukan perubahan di tengah proses
4.    Kesulitan jika terjadi perubahan kebutuhan. Dampak yang mungkin terjadi seperti waktu pengerjaan bertambah dan ada anggota tim yang harus menunggu pekerjaan pekerja lain
Solusi: Modified Waterfall Model

Pada dasarnya sama dengan model Waterfall, yang membedakannya adalah memprioritaskan tahap penentuan masalah dan analisa kebutuhan yang dilakukan secara berulang kali bersama klien sampai dihasikan spesifikasi yang tidak akan berubah-ubah lagi. Akan tetapi memerlukan waktu yang relatif lama.

1 komentar:

 
Top
Blogger Template